Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2018

TOLOK UKUR FASIH, SUARA ATAU BENTUK BIBIR?

Kalau baca shod tidak boleh mecucu. Kalau baca kasroh bibir harus meringis. Kalau baca huruf istifal harus senyum. Kalau baca huruf dhommah harus mecucu. Kalau waqaf pada huruf tarqiq sebelumnya dhommah mulut harus kembali senyum. Dan masih bnayak lagi lainnya. Terdapat 2 hal yang darinya kita mengetahui fasohah sebuah bacaan, suara dan bentuk mulut. Lalu, manakah yang paling dominan menjadi penentu? Saya katakan suara, bukan gerak dan bentuk mulut. Sehingga bila ada seseorang yang terlalu sering mempermasalahkan bentuk mulut seorang qari ketika mengaji maka ia adalah guru yang takalluf dalam tahsin. Perbuatannya ini termasuk berlebihan dan tercela, membuat orang lain merasa kesulitan membaca Al Qur'an, padahal mengaji itu mudah dan simple. Berikut ini beberapa argumen dan pengalaman al faqir : 1. Di dalam majlis Syekh Ahmad Isa Al Masharawi alfaqir selalu memperhatikan murid-murid beliau ketika membaca. Diantaranya saya jumpai ada yang membaca seakan-ak...

RASM, DHABTH, DAN KHATH

1. RASM Rasm artinya bentuk atau gambar. Dalam konteks mushaf, yang disebut rasm adalah batang tulisan sebuah huruf pada sebuah kata atau kalimat. Tanpa tanda titik (nuktah al-i'jam) atau tanda harakat (nuktah al-i'rab). Ilmu Rasm Al-Quran merupakan sebuah disiplin ilmu yang meneliti ragam penulisan Al-Quran, baik dari sisi itsbat wal hadzf (menetapkan adanya huruf atau membuangnya), az-ziyadah (tambahan sebuah huruf pada sebuah kata), penulisan hamzah, al-ibdal (penggantian sebuah huruf dengan huruf lain pada sebuah kata), al-maqthu' wal maushul (dua kata yang ditulis terpisah atau tersambung), atau perbandingan penulisan mushaf al-imam (mushaf induk/ mushaf utsmani). Dalam ilmu Rasm juga dibahas pandangan para Ulama mengenai kaidah penulisan Al-Quran. Apakah dalam penulisan Al-Quran harus selalu mengacu kepada mushaf al-imam (rasm utsmani) atau boleh menggunakan rasm imla'i (gaya tulisan yang berlaku umum/ tulisan kamus). Hal ini disebabkan rasm utsmani m...

MENCAMPUR-ADUKKAN BACAAN (TALFIQ) ANTARA BEBERAPA THARIQ (JALUR PERIWAYATAN)

Husny Syeikh 'Utsman menjelaskan di dalam Hasyisyah (catatan pinggir) kitab Haqqut Tilawah, bahwa para ulama melarang/tidak membolehkan Talfiq di dalam hal membaca Qira'at al-Quran. Talfiq dalam Qira'ah berbeda dengan Talfiq dalam mazhab fiqh, di mana sebagian ulama masih membolehkannya dengan syarat-syarat tertentu.   Maksud Talfiq atau Tarkib dalam Qira'ah (bacaan Al-Quran) adalah mencampur-adukkan beberapa jalur periwayatan bacaan Al-Quran (Thariq) antara satu dengan lainnya. Syeikh An Nuwairy dalam kitab Ad-Durrah berkata: membaca Al-Quran dengan mencampur-adukkan beberapa Thariq dan tumpang tindih menjadi satu adalah haram, makruh atau tercela. Dan dalam kitab Lathaif, Imam al-Qastalaniy menjelaskan: pembaca Al-Quran wajib menjaga tidak mencampur-adukkan jalur-jalur periwayatan (Thariq) dan membedakan satu dengan lainnya. Jika tidak demikian maka dia akan memasuki ranah yang tidak diperbolehkan yaitu Qira'ah yang tidak pernah diturunkan (diwahyukan)...